aprilhatni.com
aprilhatni.com

Cara Atasi Overthinking dengan 8 Teknik ala Jepang

atasi overthinking
Overthinking
atau kebiasaan berpikir berlebihan sering kali menjadi penghambat untuk hidup lebih tenang dan produktif.

Kondisi ini membuat pikiran kita terus memutar skenario yang belum tentu terjadi, menguras energi, mental, dan bahkan memengaruhi kesehatan fisik. Kebiasaan ini dapat menyebabkan stres berlebihan, ketidaknyamanan, hingga mengganggu aktivitas keseharian.

Namun, negara Jepang memiliki beberapa teknik unik yang dapat membantu meredakan overthinking ini. Teknik-teknik tersebut berakar dari filosofi dan budaya Jepang yang menekankan keseimbangan batin, ketenangan, dan fokus pada saat ini.

Dalam artikel ini, kita akan membahas delapan teknik ala Jepang yang bisa Anda coba untuk mengatasi overthinking dan kembali menikmati hidup dengan lebih damai.

8 Teknik ala Jepang untuk Mengatasi Overthinking

Berikut ini adalah delapan teknik Jepang yang dapat membantu mengendalikan kebiasaan overthinking, di antaranya adalah:

1. Ikigai: Menemukan Alasan untuk Hidup

Ikigai adalah konsep yang menggambarkan alasan seseorang untuk bangun setiap hari. Dalam bahasa Jepang, "iki" berarti hidup, dan "gai" berarti alasan atau tujuan. Ikigai mengajarkan kita untuk menemukan makna dan tujuan hidup.

Untuk menemukan ikigai, seseorang perlu menggabungkan antara apa yang mereka sukai, apa yang dibutuhkan dunia, keahlian apa yang mereka miliki, dan apa yang bisa dijadikan sebagai pemasukan (uang).

agar tidak mudah overthinking

Dengan memiliki ikigai, kita dapat lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Memiliki tujuan dan makna ini akan membantu kita untuk berhenti memikirkan hal-hal yang tidak relevan atau tidak produktif.

Misalnya, jika kita tahu bahwa tujuan hidup kita adalah membantu orang lain, kita akan lebih fokus pada tindakan yang berdampak positif, bukan pada pikiran berlebihan yang tidak perlu.

2. Shikata ga Nai: Melepaskan Hal-hal yang di luar Kendali

Shikata ga nai secara harfiah berarti "tidak ada yang bisa dilakukan". Prinsip ini menekankan penerimaan terhadap hal-hal yang di luar kendali kita.

Kebiasaan overthinking sering kali terjadi karena kita terlalu fokus pada hal-hal yang tidak bisa kita ubah.

Dengan mempraktikkan Shikata ga nai, kita belajar untuk menerima dan merelakan hal-hal yang sudah terjadi atau tidak bisa diubah.

Menerima keadaan ini tidak berarti menyerah, melainkan melepaskan beban pikiran dan menerima realitas.

Dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan Shikata ga nai membantu kita untuk lebih tenang dan tidak mudah cemas menghadapi situasi yang tidak bisa kita kendalikan.

3. Pomodoro: Mengatur Fokus dalam Batas Waktu

Pomodoro adalah teknik manajemen waktu yang melibatkan kerja dalam interval 25 menit dengan istirahat singkat di antara setiap sesi.

Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Francesco Cirillo dan telah diadopsi di banyak negara, termasuk Jepang, sebagai teknik untuk menjaga fokus dan produktivitas.

teknik pomodoro

Teknik ini membantu mencegah overthinking dengan membatasi waktu kerja menjadi periode pendek yang lebih terkendali.

Kita bisa fokus penuh selama 25 menit tanpa gangguan, kemudian beristirahat selama 5 menit sebelum melanjutkan sesi berikutnya. Dengan membagi waktu secara terstruktur, kita tidak hanya menjadi lebih produktif tetapi juga lebih terarah, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir berlebihan.

4. Hara Hachi Bu: Mengajarkan Keseimbangan dalam Setiap Aspek Kehidupan

Hara Hachi Bu adalah prinsip makan yang berarti "makan hingga 80% kenyang". Konsep ini berakar dari praktik diet tradisional Okinawa yang telah terbukti berkontribusi pada umur panjang masyarakat di sana.

Prinsip ini bisa kita terapkan dalam pola pikir kita untuk menciptakan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.

stop overthinking

Alih-alih memaksakan diri hingga batas, baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun tugas sehari-hari, kita diajarkan untuk membatasi diri, memberi ruang untuk beristirahat, dan tidak memaksakan segala sesuatunya hingga titik maksimal.

Ketika diterapkan dalam mengelola pikiran, Hara Hachi Bu membantu kita untuk berhenti berpikir berlebihan dengan memberi ruang bagi pikiran kita untuk beristirahat.

5. Shinrin-yoku (Forest Bathing): Mandi Hutan untuk Meredakan Stres

Shinrin-yoku, atau dikenal sebagai "mandi hutan", adalah praktik menghabiskan waktu di alam untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik.

Konsep ini berasal dari Jepang dan telah terbukti dapat meredakan stres, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

forest bathing

Dengan berjalan-jalan di alam, mendengarkan suara daun yang bergemerisik, atau merasakan udara segar, pikiran kita akan terbantu untuk tenang dan terfokus pada momen saat ini.

Menghabiskan waktu di alam membantu mengalihkan perhatian kita dari pikiran yang rumit dan memberi kesempatan bagi otak untuk beristirahat dari tekanan sehari-hari.

6. Wabi-Sabi: Menerima Ketidaksempurnaan

Wabi-sabi adalah filosofi yang menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan. Prinsip ini mengajarkan kita untuk menerima bahwa hidup tidak selalu sempurna, dan bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian alami dari kehidupan.

Dengan mengadopsi prinsip ini, kita dapat meredakan stres yang disebabkan oleh perfeksionisme atau keinginan untuk mencapai standar yang tidak realistis.

Dengan menerima ketidaksempurnaan, kita bisa berhenti memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.

Misalnya, ketimbang terlalu fokus pada kesalahan kecil atau ketidaksempurnaan dalam diri kita, kita bisa lebih menghargai usaha yang telah kita lakukan.

7. Kaizen: Perbaikan Bertahap untuk Hasil Maksimal

Kaizen adalah konsep yang berarti "perbaikan terus-menerus". Filosofi ini mengajarkan kita untuk melakukan perubahan kecil secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan besar. Alih-alih terpaku pada hasil akhir, Kaizen mengarahkan kita untuk menikmati proses perbaikan diri.

Misalnya, jika kita ingin menjadi lebih baik dalam mengelola emosi, kita bisa mulai dengan langkah kecil seperti berlatih meditasi selama lima menit setiap hari.

Teknik ini membantu mengatasi overthinking dengan membuat kita fokus pada langkah-langkah kecil, sehingga kita tidak terbebani oleh tuntutan yang besar sekaligus.

8. Zazen: Melatih Pikiran melalui Meditasi Zen

Zazen atau meditasi Zen adalah praktik meditasi yang berfokus pada mengosongkan pikiran dan berada di saat ini. Zazen sering kali melibatkan duduk diam, bernapas dalam-dalam, dan mengamati pikiran kita tanpa memberikan reaksi.

Teknik ini sangat efektif untuk menenangkan pikiran yang berlarian dan menghentikan kebiasaan overthinking.

meditasi untuk overthinking

Dengan melatih Zazen secara rutin, kita bisa mengembangkan kebiasaan untuk lebih sadar akan pikiran yang masuk. Setiap kali kita mulai memikirkan hal-hal yang tidak perlu, kita bisa mengingatkan diri untuk kembali fokus pada napas dan momen saat ini.

Kesimpulan

Kedelapan teknik ini menawarkan cara berbeda untuk mengatasi overthinking dengan pendekatan yang tenang dan penuh penerimaan. Di Jepang, keseimbangan dan ketenangan mental menjadi bagian penting dari kehidupan.

Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, kita bisa menciptakan pola pikir yang lebih tenang, mampu menerima hal-hal yang tidak dapat diubah, serta lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.

Semoga bermanfaat, ya.
Thank you and have a nice day!

Referensi:

Post a Comment