Pandemi Covid-19 pertama kali mewabah di Indonesia pada bulan Maret 2020, hal ini membuat masyarakat cukup khawatir dengan wabah tersebut. Sektor properti merupakan salah satu yang terkena dampak cukup besar dari wabah ini.
Bisnis properti diartikan sebagai harta berupa tanah dan bangunan serta sarana dan prasarana yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanah atau bangunan yang dimaksudkan.
Sektor properti juga menjadi kebutuhan sekunder dalam kehidupan. Namun, di tengah Pandemi Covid-19 saat itu mengakibatkan menurunnya minat masyarakat terhadap pembelian properti. Banyaknya masyarakat yang khawatir akan keberlangsungan hidupnya, mengakibatkan mereka mengalami kepanikan dan memilih untuk menyimpan uangnya demi keperluan terpenting dibandingkan melakukan pembelian properti.
Sektor properti tentu kurang diperhatikan oleh masyarakat dan membuat pendapatan dari perusahaan menurun. Akibatnya perusahaan properti mulai redup, sehingga membutuhkan strategi baru dalam mengembangkan produknya.
Beberapa perusahaan properti di Indonesia yang cukup besar yaitu Bumi Serpong Damai, Summarecon Agung, Pakuwon Jati, dan Ciputra Development. Perusahaan di atas merupakan perusahaan properti yang terkena dampak dari Pandemi Covid-19.
Terbukti dengan sahamnya yang menurun cukup drastis karena banyak investor yang menjual sahamnya serta pendapatan yang menurun dari perusahaan tersebut.
Namun pada awal November 2020, minat masyarakat terhadap pembelian properti perlahan kian naik. Apalagi saat ini banyak perusahaan properti menawarkan berbagai kemudahan kepada masyarakat dalam memiliki aset properti.
Bangkitnya Bisnis Properti di Indonesia
Saat Pandemi Covid-19 mengguncang dunia di awal bulan Maret 2020 memang sangat mengganggu transaksi di sektor perumahan dan tersendatnya penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). (www.bisnis.com)
Ketua umum pengembang permukiman dan perumahan rakyat (Himperra) Ir. Endang Kawidjaja, MH. mengungkapkan salah satu faktor yang menyebabkan tersendatnya penyaluran KPR adalah menurunnya pendapatan sejumlah calon debitur sehingga sulit mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.
Adanya sistem physical distancing dan bekerja dari rumah juga juga sangat berpengaruh terhadap permintaan dari konsumen yang kemudian akan berpengaruh pada penyaluran KPR.
Namun pada awal bulan November 2020 (melalui: www.bisnis.com), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin diminati. Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Kuartal III tahun 2020 yang dikeluarkan Bank Indonesia, hasil survei yang mengindikasikan mayoritas konsumen sebesar 76,02 persen membeli properti residensial dengan menggunakan fasilitas KPR.
Sementara itu, 17,67 persen lainnya dengan tunai bertahap dan 6,31 persen dengan tunai. Lalu, di tahun 2022, tingkat optimisme masyarakat terhadap sektor properti saat ini tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
Sistem Hipotek, Alternatif Untuk Pembelian Properti
Sebagian besar masyarakat dewasa saat ini tak mampu membeli rumah tanpa menggunakan sistem kredit atau cicilan. Hal ini disebabkan karena harga properti tersebut sangatlah fantastis dan terus meningkat setiap tahunnya.
Oleh karena itu, berbagai layanan keuangan diluncurkan untuk membantu masyarakat agar lebih mampu memiliki hunian pribadi. Salah satu jenis pinjaman yang umum dan populer diajukan saat berencana membeli rumah secara kredit adalah KPR atau kredit pemilikan rumah.
Bank dan lembaga keuangan lainnya menerbitkan hipotek, sejenis pinjaman yang dijamin, untuk membantu peminjam membeli properti.
Hipotek atau Mortgage adalah perjanjian yang memungkinkan orang meminjam uang untuk membeli properti, yang dapat diambil alih oleh pemberi pinjaman jika peminjam gagal membayar. Pinjaman hipotek ini memang seringkali berkaitan dengan aktivitas kepemilikan rumah seperti KPR.
Pinjaman hipotek ini umumnya digunakan seseorang atau pelaku bisnis yang ingin membeli properti namun tak memiliki dana yang cukup. Sebagai gantinya, pihak peminjam wajib melunasi pinjaman selama periode yang telah ditentukan dan ditambah dengan bunga pinjaman.
Dikarenakan hipotek tergolong sebagai klaim atau pengakuan hak atas properti, maka pihak pemberi pinjaman berhak untuk menyita properti tersebut jika peminjam tak berhasil melunasi utangnya atau mengalami kredit macet.
Peminjam biasanya harus menyediakan uang muka senilai persentase dari jumlah pinjaman dan harus membayar kembali pinjaman melalui pembayaran rutin selama periode waktu tertentu. Hipotek datang dengan suku bunga yang dapat diperbaiki atau disesuaikan (variabel). Jika peminjam lalai dalam pinjaman, pemberi pinjaman dapat mengambil-alih rumah.
Cara Kerja Hipotek
Ada beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelum Anda memutuskan untuk mengambil hipotek.
1. Meninjau Skor Kredit
Skor kredit merupakan faktor penting dalam menentukan apakah Anda bisa mendapatkan hipotek dan tingkat bunga yang bisa diterima. Semakin tinggi skor kredit Anda, semakin rendah tingkat suku bunga yang akan diperoleh.
Jika skor berada di sisi yang lebih rendah, Anda perlu waktu untuk meningkatkannya sebelum mencoba mendapatkan hipotek.
2. Lihat Kemampuan Finansial
Sering kita jumpai pemberi pinjaman bersedia menawarkan pinjaman untuk rumah yang lebih mahal daripada yang sebenarnya Anda mampu. Maka Anda perlu memastikan dapat melakukan pembayaran bulanan yang disertai dengan hipotek.
Ketika Anda mencari tahu apa yang sesuai dengan anggaran, mungkin Anda juga ingin mempertimbangkan biaya asuransi rumah, pajak properti, utilitas, pemeliharaan, dan pengeluaran lain yang datang dengan memiliki rumah.
3. Sediakan Uang Muka
Saat membeli rumah, Anda perlu menyiapkan uang muka. Kebanyakan orang mencoba untuk menyimpan uang muka senilai 20% dari harga rumah. Itu dikarenakan banyak kreditur membutuhkan peminjam yang membayar lebih sedikit untuk mengambil asuransi hipotek swasta.
4. Dapatkan Persetujuan Awal
Saat membeli rumah, biasanya Anda ingin mendapat persetujuan awal untuk hipotek melalui pemberi pinjaman. Penjual biasanya lebih suka menerima tawaran dari seseorang dengan persetujuan awal, karena itu menunjukkan bank telah berjanji untuk meminjamkan uang kepada Anda.
Saat Anda mendapat persetujuan awal, kreditur akan memberi tahu seberapa besar mereka bersedia meminjamkan untuk rumah dan tingkat bunga yang ingin mereka perpanjang.
5. Kesepakatan
Setelah Anda mendapat persetujuan sebelumnya dan mengajukan penawaran, ada beberapa langkah lain yang dilakukan, termasuk inspeksi dan penilaian rumah. Saat Anda menutup transaksi, Anda akan menandatangani surat perjanjian yang menguraikan semua detail pinjaman, termasuk suku bunga, jumlah pinjaman, jangka waktu pinjaman, dan jadwal pembayaran.
Anda juga akan menandatangani dokumen hipotek, yang memberi kreditur hak untuk mengambil rumah jika Anda berhenti membayar.
Setelah kesepakatan ditutup, kemudian Anda melakukan pembayaran mortgage tepat waktu agar pinjaman Anda tetap mempunyai reputasi baik.
Cara Menghitung Hipotek
Bagaimana cara menghitung hipotek pembelian rumah? Misalnya Anda berencana untuk membeli rumah di suatu kawasan real estate dengan harga senilai 1M. Karena Anda tidak mampu membelinya secara cash, maka Anda pun mengajukan hipotek di bank lokal tempat Anda berada.
Setelah itu, bank akan meninjau aset Anda, pekerjaan, sejarah kredit, dan faktor-faktor lain, lalu bank menawarkan mereka pinjaman rumah. Kira-kira berapa yang akan Anda bayarkan per bulan berdasarkan pendapatan?
Anda tak perlu menghitung manual, hitung kualifikasi hipotek Anda berdasarkan pendapatan Anda melalui https://www.mortgagecalculator.uk/affordability/. Dalam kalkulator ini Anda dapat memasukkan investasi, anuitas, tunjangan, pembayaran tunjangan pemerintah di sumber pendapatan lainnya. Pastikan untuk memilih frekuensi yang tepat untuk pembayaran Anda untuk menghitung pendapatan tahunan yang benar.
Post a Comment