Sebentar lagi kami para calon Ibu Pembaharu memasuki gerbang Ekosistem Ibu Pembaharu. Namun sebelum memasuki Ekosistem Ibu Pembaharu, para calon Ibu Pembaharu terlebih dahulu mengikuti program Scale Up Impact.
Scale Up Impact adalah program yang akan mempertemukan para Ibu Pembaharu dengan berbagai macam stakeholder pembaharu di luar Ibu Profesional.
Program Scale Up Impact di dalam ekosistem Ibu Pembaharu akan mendampingi para Ibu Pembaharu untuk menjalankan perubahan yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.
Apa itu Ekosistem Ibu Pembaharu? Adalah lingkungan/komunitas yang didalamnya berkumpul para Ibu Pembaharu (mahasiswa Ibu Profesional) yang sudah lulus empat tahapan di Institut Ibu Profesional dan berkolaborasi dengan beberapa partner yang selama ini sudah bergandengan tangan dengan Ibu Profesional.
Diantaranya; (1) Ashoka Indonesia, sebagai non profit organization yang bekerja di jaringan pembaharu, nasional maupun internasional. (2) AT Kearney, yaitu konsultan bisnis sosial yang selama ini mendampingi Ibu Profesional selama 2012-2020. (3) PT Paragon Innovation, sebuah perusahaan yang berkonsentrasi pada gerakan pembaharu dengan produk yang terkenal selama ini adalah Wardah, dan (4) SBM ITB, akademisi yang baru saja berkolaborasi dengan Ibu Profesional dan para mahasiswanya untuk meningkatkan Social Impact.
Setiap ibu adalah pembaharu
adalah value proposition Ibu Pembaharu. Karena di dalam ekosistem nantinya para Ibu Pembaharu bisa meluaskan dampaknya. Di dalam ekosistem nanti ada Features, yang meliputi; Edukasi, Manajemen, dan Branding. Serta benefit (keuntungan yang didapatkan), yang bisa (1) Memperkuat tim, (2) Konsultasi Sosial Bisnis, (3) Jaringan Pembaharu.
Program Temani Indonesia
Tahapan pertama untuk masuk Program Scale Up Impact sudah kami penuhi sebelum dinyatakan lulus perkuliahan Bunda Salihah, yaitu semua anggota tim kami adalah perempuan, kami sudah melakukan change maker journey, dan tim kami pun sudah memiliki project perubahan.
Kemarin, 8 Januari 2022 Temani Indonesia selesai menjalankan project berikutnya yang sudah ada di milestone tim. Mini Workshop dengan tema “Mengenali dan Mengelola Emosi”. Mini Workshop ini terdiri dua sesi, pertama “Mengenali dan Mengelola Emosi Lewat Menulis”, dan kedua “Therapeutic Journaling”.
Mini Workshop ini berdurasi 4 jam (08.00-12.00), dengan break tiap sesi. Adapun narasumbernya dari member Temani Indonesia, yaitu Nurindah Fitria (Psikolog dan Penulis), dan Rusna Meswari (Leader Temani Indonesia, Praktisi Quran Journaling serta Founder Naminauna Institute).
Sebenarnya acara ini dijadwalkan 11 Desember 2021 lalu, namun karena satu dan lain hal akhirnya diundur pada 8 Januari 2022. Alhamdulillah feedback dari semua peserta positif dan sangat melegakan tim kami. Sehingga membuat kami semangat untuk mengadakan event-event berikutnya.
Mastermind & False Celebration
Nah, sambil mempersiapkan diri dan tim untuk memasuki tahapan berikutnya perlunya kami mengadakan Mastermind dan False Celebration.
Hal ini diperlukan untuk membangun dukungan dan komitmen untuk tim sebagai perbekalan para leader dalam mempersiapkan interview dengan panelis di pekan kedua Januari 2022.
Apa itu Mastermind? Menurut Kamus Bahasa Inggris Indonesia (KBII), bukan KBBI loh ya, pengertian Mastermind adalah otak, dalang, atau perencana.
Mengutip dari pernyataan Mantika, pada InforMantika 6 Januari 2022, Mastermind ini biasa disebutkan sebagai orang-orang yang memiliki kecerdasan atau intelektual tinggi.
Namun, di dalam komunitas Ibu Profesional semua orang berhak melakukan mastermind. Dan hal tersebut biasanya mendorong growth mindset kita sebagai individu yang optimis menyusun dan menggapai mimpi kita.
Sedangkan False Celebration atau biasa kami sebut merayakan kegagalan. Yah, hanya di Ibu Profesional sebuah kegagalan juga perlu dirayakan dan aku pun baru mengenal istilah ini saat di kelas Bunda Cekatan.
Tak hanya kesuksesan, kegagalan pun perlu dirayakan, kenapa? Karena dari kegagalan tersebut kita akan mendapatkan banyak pembelajaran dari proses kegagalan tersebut. Mulai dari proses dan membangun tim tahap demi tahap, menjalankan project di luar ekspektasi, dan lain sebagainya.
“It’s okay to make mistake, i learn from my mistake.” Sehingga kedepannya tidak terulang kegagalan yang sama.
Ada beberapa template Feedback System yang sudah disiapkan oleh Tim AA Kampus Ibu Pembaharu sebagai acuan yang harus diisi oleh tim dan para mahasiswa, diantaranya Self Assessment, dan Peer Assessment.
Self Assessment
Di dalam tim, aku mengambil peran sebagai Web Designer. Karena peran tersebut sesuai dengan passion aku yang suka ngulik blog, utak-atik template, dan juga nulis. Memang sih aku merasa belum expert di bidang ini, namun aku sedikit paham dan mengetahui ilmunya, karena beberapa kali mengikuti kelas blogging. Sehingga aku menghandle website Temani Indonesia.
Untuk menjadi orang yang bermanfaat dan mengambil sebuah peran itu enggak harus menunggu sempurna dulu, kan? Ambil, dan kerjakan semampumu! Maka jika pada perjalanan nanti menemukan tantangan, insyaAllah, Allah akan membantumu. Itu prinsipku.
Selain itu, sesuai dengan bakat analytic yang aku miliki, maka aku pun mengambil peran sebagai Penanggung Jawab Program Mini Workshop dan Temani Talk. Di dalam program tersebut aku membuat timeline program, agar bisa terlaksana dengan baik.
Adapun momen yang membahagiakan dalam tim, salah satunya ketika program berjalan dengan baik dan lancar dan feedback dari para peserta. Selain itu, Temani Indonesia sering mendapatkan reward/penghargaan sebagai pemenang di event-event yang diselenggarakan oleh Kampus Ibu Pembaharu (Questival Ibu Pembaharu dan Kongres Ibu Pembaharu).
Tak hanya itu, di event terakhir (Konferensi Ibu Pembaharu) Temani Indonesia berkontribusi dengan membagikan oleh-oleh digital dan beberapa voucher kepada para peserta konferensi. Itu adalah momen-momen yang sangat membahagiakan bersama tim.
Pernah saat itu aku missed dengan tim, saat leader meminta untuk memposting semua program yang ditampilkan di booth Konferensi Ibu Pembaharu ke website Temani Indonesia. Namun aku belum melakukannya hingga tenggat waktu.
Selain itu, kami saat itu mengerjakan semuanya sangat patas (dalam waktu sehari harus kelar). Memang saat itu ada ratusan chat yang terlewat dan aku agak kurang enak badan, sehingga membuatku kewalahan dan kurang maksimal baca chat di WAG.
Menurutku yang harus tim perbaiki selanjutnya adalah mengenal lebih dalam masing-masing karakter member, agar saling paham perbedaan dan mengurangi kesalah-pahaman. Dan ini pun ternyata sudah ada di programnya leader, alhamdulillah. Terima kasih Mbak Una.
Hal selanjutnya adalah penguatan Golden Rules. Karena aku merasa Golden Rules Temani Indonesia sangat lemah, banyak hal-hal ditoleransi yang seharusnya ada batasnya.
Peer Assessment
Di dalam Peer Assessment ini, para anggota tim menuliskan hal-hal yang sudah dikerjakan anggota lainnya.
- Rusna Meswari
Peran sebagai leader di tim sudah sangat cocok. Mbak Una sangat cekatan, dan kaya ide. Terbukti dari beberapa event kampus yang harus dikerjakan dalam waktu sehari bisa dieksekusi. Hal ini mungkin ia memiliki ilmu leadership yang mumpuni. Selain itu, beberapa program dari Temani Indonesia atas berdasarkan idenya.
- Nurindah Fitria
Peran sebagai Psikolog dalam tim dijalankan dengan baik. Saat sesi curhat beberapa member pun dilayani dengan penuh kesabaran.
- Irma Febriana
Beberapa kali mengambil peran sebagai MC dan PR saat acara tim. Aku rasa sangat cocok dengan kepribadiannya yang ekstrovert, sehingga menyapa orang, bertemu banyak orang yang belum dikenalnya menjadi hal yang sangat menyenangkan.
- Maulidya Risdza
Peran sebagai marketing yang diambil di tim sudah sangat cocok. Cekatan dan penuh ide. Suka ngulik desain dan hobi jualan, aktif juga di sosial media. Sehingga Instagram Temani Talk penuh konten yang ciamik.
- Rizkina Ika
Sama dengan Mbak Lidya, peran marketing yang diambilnya sudah sangat cocok. Memberitahu kepada khalayak (masyarakat) tentang Temani Indonesia beserta program-programnya, membuat Temani Indonesia dikenal dan followers-nya semakin banyak.
- Sarifah Aini
Peran mentor yang diambil di dalam tim sudah sesuai, karena kecintaannya belajar tentang Parenting dan Kesehatan Mental. Selain itu, kadang ia juga mengisi peran saat yang lain sedang sibuk.
- Yayan Nurlian
Hobinya bikin video dan bikin konten sangat cocok bila ia mengambil peran sebagai tim kreatif (konten Instagram dan YouTube). Di beberapa acara, ia kerja bareng Mbak Lidya untuk membuat flyer, isi konten Instagram, dan handle channel YouTube Temani Indonesia.
- Hasriani Santaria
Kurang aktif di grup, sangat jarang sekali ikut meeting. Peran sebagai koordinator program kurang dijalankan dengan baik, karena menurut pengakuannya ia tak dapat mengikuti ritme koordinasi WAG dan juga Telegram yang baginya sangat cepat. Sehingga di berbagai acara jarang terlibat. Konon, sudah menyelesaikan tugas yang diberikan leader sebagai salah satu syarat lulus.
Aku merasa beruntung bergabung di Temani Indonesia. Almost membernya aktif dan saling melengkapi satu sama lain. Peran yang diambilnya pun sudah sangat cocok, dan mereka menjalankan sebaik-baiknya, kecuali satu orang. It’s Ok, satu orang anggap saja enggak ada meskipun ada.
Coming together is the beginning. Keeping together is progress. Working together is success. - Henry Ford
Post a Comment