Mungkin sebagian dari kita belum tahu, tentang apa itu Konferensi Ibu Pembaharu, dan siapa Ibu Pembaharu itu sendiri. Namun, bagi Ipers (sebutan member Ibu Profesional) pastinya sebutan ini sudah tidak asing lagi.
Definisi Ibu Pembaharu itu sendiri adalah sosok ibu yang mampu menemukan masalahnya dan mengubahnya menjadi sebuah tantangan hidup, sehingga bisa menciptakan solusi untuk masalah tersebut.
Lalu, apa itu Konferensi Ibu Pembaharu?
Adalah sebuah pertemuan para ibu pembaharu seluruh dunia beserta institusi-institusi yang mendukungnya sebagai sebuah ekosistem. Merupakan wadah bagi para ibu untuk belajar, berkembang, berkarya, berbagi, dan berdampak bagi sesama ibu di seluruh dunia.
Konferensi Ibu Pembaharu 2021 merupakan program lanjutan dari Konferensi Ibu Profesional pada tahun 2019.
Event ini berkaitan dengan hari ulang tahun Ibu Profesional yang ke-10, peresmian www.ibupembaharu.com, selebrasi untuk para Ibu Pembaharu yang telah berhasil menyelesaikan semua pendidikan di Institut Ibu Profesional, serta parade Semesta Karya Untuk Indonesia.
Sejarah Konferensi Ibu Profesional
EVERYMOTHER is A CHANGEMAKERSetiap Ibu adalah Pembaharu-Septi Peni Wulandani-
Berawal dari sebuah niat Ibu Septi Peni Wulandani untuk menghadirkan sebuah ekosistem bagi para Ibu Indonesia dimanapun mereka berada untuk bisa menjadi seorang “changemaker” bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya. Ibu Profesional menghadirkan kembali konferensi yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Sebelumnya pada tahun 2019 Konferensi Ibu Profesional diselenggarakan secara offline di Yogyakarta, dengan jumlah peserta 300 (keseluruhannya adalah seorang wanita/ibu). Kala itu Ibu Septi Peni Wulandani ditemani oleh Ibu Tri Mumpuni, Ibu Sumitra Pasupathy, dan Ara Kusuma beserta para young changemaker dari Ashoka.
Konferensi ini merupakan program lanjutan dari Konferensi Ibu Profesional pada tahun 2019 yang memiliki tujuan sebagai berikut.
- Mempertemukan Ibu Pembaharu dari berbagai penjuru nusantara maupun mancanegara untuk melakukan refleksi, kolaborasi, berbagi solusi dalam menjalankan perannya sebagai perempuan, ibu, dan istri.
- Sebagai media publikasi untuk meningkatkan jumlah perempuan berpendidikan dan berkualitas yang akan tumbuh dan berkembang, berdasarkan potensi yang dimilikinya sebagai Ibu Pembaharu, baik yang bekerja di ranah domestik maupun publik.
- Mendorong dilaksanakannya pertemuan para Ibu Pembaharu tingkat internasional secara berkala.
- Menginisiasi terwujudnya universitas yang fokus pada bidang pendidikan ibu dan keluarga yang pertama di Indonesia dalam bentuk luring maupun daring.
Lahirnya istilah Ibu Pembaharu sangat erat kaitannya dengan tema-tema yang diusung oleh komunitas Ibu Profesional sejak tahun 2016 yaitu:
- 2016 - 2017: Changemaker Mother
- 2017 - 2018: Changemaker Family
- 2018 - 2019: Sinergi Dalam Kemanfaatan
- 2019 - 2020: Semesta Karya
- 2020 - 2021: Semesta Karya Untuk Indonesia
Tahun 2021, Ibu Profesional jelas tidak mungkin menyelenggarakan konferensi secara offline, karena masih pandemi. Oleh karenanya untuk konferensi tahun ini diselenggarakan secara online/virtual yang tentunya tak kalah seru, menarik, dan penuh entertainment.
Pada Konferensi Ibu Pembaharu 2021 kali ini yang mendapatkan kesempatan untuk menjadi panitia penyelenggara dari Komponen Institut Ibu Profesional. Rektor Institut Ibu Profesional, Dzikra I. Ulya sebagai ketua panitia acara ini.
Terbayang nggak sih, bagaimana tampilan?
Ruang Konferensi Ibu Pembaharu
Konferensi Ibu Pembaharu 2021 diselenggarakan dengan suasana yang berbeda dibandingkan dengan dua tahun yang lalu. Tampilannya 3D dan 360⁰ yang membuat semua peserta bisa berkeliling selayaknya sedang masuk ruang konferensi yang sebenarnya.
Terdapat Conference Hall, Exhibition Hall, dan SKUI Hall (Semesta Karya Untuk Indonesia).
Dihadiri oleh 14 pembicara, 22 sesi acara, 6 tema pembahasan, 48 booth virtual dengan berbagai hadiah yang bisa dibawa pulang, ada pula marketplace di sana. Semua ini bisa diakses melalui satu laman saja dan peserta tinggal membuka website yang telah disiapkan oleh panitia.
Acara ini terselenggara selama 6 hari mulai dari tanggal 17 - 22 Desember 2021 dengan 1000 peserta yang terdaftar. Acara ini juga dibuka untuk umum dan gratis.
Narasumber Konferensi Ibu Pembaharu
Nah setelah melihat video di atas, Anda pastinya bertanya-tanya, siapa saja sih Narasumber Konferensi Ibu Pembaharu 2021? Terdapat 14 narasumber yang menghadiri Konferensi Ibu Pembaharu 2021, diantaranya sebagai berikut.
1. Sri Haryati
Merupakan seorang Kepala Suku Hayat School, Co-Founder Yayasan Majelis Kreativitas Indonesia, dan pemateri tetap Kelas Pranikah.
2. Yulia Indriati
Merupakan direktur @keluargakitaid yang melibatkan ribuan relawan dalam menyelenggarakan kelas dan menyebarkan materi topik-topik tentang jaga penjuru Nusantara.
3. Nicky Clara
Merupakan seorang disabilitas sekaligus womenpreneur di Disability Womenpreneur (thisable.id; tenoon.id; berdayabareng.com; kamu_wear)
4. Septi Peni Wulandani
Merupakan Founder Ibu Profesional, Ashoka Fellow, Facebook Community Leadership Program Fellow 2018-2019, Founder School of Life Lebah Putih, dan Pendiri Yayasan Jarimatika.
Ibu Septi adalah ibu ideologis bagi puluhan ribu perempuan Indonesia yang merasakan memiliki teman sesama ibu rumah tangga. Dengan kemudahan teknologi, para perempuan lainnya dapat terhubung dan mengikuti langkah-langkahnya dalam menjadikan peran ibu rumah tangga sebagai peran yang profesional.
Sebuah peran yang sering diartikan sebagai peran yang tidak membanggakan, karena dinilai bukan sebagai sebuah penghargaan, atau masuk kategori penghargaan.
Ibu Septi mengolah tantangan pekerjaan ibu rumah tangga dalam bidang pendidikan dan pengasuhan anak dengan serius. Bonusnya adalah hak cipta (HAKI) atas metode tersebut, diproduksinya buku secara massal serta dibukanya tempat belajar dengan jejaring yang luas di seluruh Indonesia.
Kesungguhan menjalani peran sebagai ibu rumah tangga juga mengantarkannya menjadi Ashoka Fellows, sebuah organisasi nirlaba internasional yang mendukung wirausahawan sosial dan mengusung visi bahwa setiap orang adalah pembawa perubahan.
Semangatnya untuk memulai perubahan dari diri sendiri pun menggerakan dan mengantarkan anak-anak menjadi Young Ashoka maupun agen perubahan di bidangnya masing-masing sejak kecil.
Ibu Septi Peni Wulandani adalah kebanggaan para perempuan maupun ibu rumah tangga Indonesia, yang mengubah makna ibu rumah tangga menjadi ibu profesional. Peran penting yang perlu disiapkan dan dijalani dengan sungguh-sungguh.
5. Listriana Suherman
Merupakan Permaculturist, Integrated Eco Villlage Conceptor, Environtment Designer & Consultant, dan Sustainable Mentor. Membawakan tema “Lingkungan dan kehidupan berkelanjutan.”
6. Farha Ciciek
Merupakan Founder RAHIMA dan Komunitas Tanoker, Ledokombo. Terpantik kepeduliannya akan kebutuhan anak-anak di lingkungannya untuk bermain bareng, ngobrol bareng, beraktivitas bareng.
Farha Ciciek mendirikan komunitas Tanoker di Ledokombo, ibu Farha menciptakan ekosistem bersama seluruh elemen keluarga: sekolah bok ebok, sekolah pak bapak, sekolah eyang.
7. Heni Sri Sundari
Merupakan Sociopreneur-Founder Anak Petani Cerdas dan AgroEdu Jampang Community. Heni sosok perempuan yang mengubah “dendam” positifnya di masa kecil empati dan menemukan solusi. Bukan hanya untuknya, tetapi juga untuk mendapatkan anak petani lainnya yang ingin belajar, memperoleh pendidikan, dan berdaya mewujudkan mimpi-mimpi lainnya.
8. Ines Setiawan
Merupakan Sociopreneur, Founder SHINE (Sustainable Hyper-platform of Indonesian Network of Educator).
Passion sebagai seorang pengajar, melewati mil ekstra dari bayangan kita akan sosok guru. Ines membuat peserta yang mengikuti berbagai kelasnya mendapatkan pengetahuan eksakta, pengalaman praktik, peluang untuk usaha, dan mendapatkan penghasilan untuk keluarga wawasan akan lingkungan.
Yang paling menarik adalah kesadaran bahwa kita bisa, kita berdaya, tidak harus menunggu sampai pintar dulu untuk bisa bertindak menjadi solusi masalah yang ada.
9. Nur Yanayirah, A.MD.G
Merupakan Founder Motherhope Indonesia dan Ketua Yayasan Menggapai Harapan Ibu. Motherhope Indonesia merupakan organisasi non-profit yang dibentuk untuk memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarganya yang mengalami baby blues syndrome, depresi pasca melahirkan, psikosis pasca melahirkan, dan gangguan mood lainnya pada masa hamil, bersalin, nifas, dan menyusui.
Juga merupakan sebuah upaya preventif dari depresi pasca melahirkan, baik kepada kaum ibu, masyarakat luas, maupun tenaga kesehatan.
10. Deasi Srihandi
Merupakan sociopreneur Komunitas belajar bersama Green Mommy, Homestead Indonesia, Natural Product Formulator, dan Owner Green Mommy Shop. Deasi mempunyai perhatian pada lingkungan dan kehidupan yang berkelanjutan atau sustainable living, menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari, kerap berbagi, terus berlatih, serta produktif di bidang tersebut.
11. Maureen Hitipeuw
Berpisah dengan pasangan karena kematian atau melalui perceraian dan menjadi ibu tunggal atau single mom, adalah salah satu tantangan hidup yang dihadapi perempuan. Selain masalah ekonomi, waktu pengasuhan untuk anak, juga stigma negatif dari masyarakat.
Hal ini yang membuatnya menciptakan sistem pendukung yang awalnya mencari untuk dirinya, namun kini telah berkembang menjadi sistem pendukung dengan lingkaran yang lebih luas. Dialah Maureen Hitipeuw, merupakan Community Builder dan Founder Single Mom Indonesia.
12. Nani Zulminarni
Merupakan Ashoka leader Asia Tenggara, Founder Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), Ketua Komite Pendidikan Nasional Akademi Paradigta.
Pada Konferensi Ibu Pembaharu 2021, Nani Zulminarni membagikan berbagai kisahnya dan para perempuan kepala keluarga. Tentang masalah, tantangan, dan solusi yang mereka geluti. Yang berawal dari urusan ekonomi, hingga pemberdayaan perempuan itu sendiri.
13. Anna Soemarmo
Merupakan Head of Retail & Payment Activation for Google Play Southeast Asia-Australia, Mentor for Women Leadership Program at Google APAC. Anna Soemarmo adalah wanita Indonesia yang berdomisili di Jepang dan bekerja di Google.
Ia berbagi tentang bagaimana perempuan bekerja di industri berbasis teknologi, dan bagaimana perempuan tetap update dengan kemajuan teknologi meski dari rumah.
14. Siti Julaiha, S.S.,M.Hum
Seorang dosen dan penulis novel yang hobi masak hingga menjadi content creator di Youtube Channelnya “Ceceromed Kitchen”.
Wow! Narasumbernya keren-keren, kan? Semua narasumber di atas adalah seorang pembaharu (changemaker). Mereka memulai gerakan-gerakannya dari permasalahan yang dihadapi, lalu dibuatnya gerakan sosial yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan banyak orang.
Salam kenal mbak April, ternyata selain teman belajar di Institut satu sejak bunda cekatan hingga bunda saliha, komunitas menulis kita juga sama.
ReplyDelete