Effective Teamwork
Dalam membangun tim yang solid, maka diperlukan beberapa hal agar terbentuk Tim yang efektif (Effective Teamwork). Effective teamwork is an important aspect of any organisation’s success. Banyak sekali manfaat dari kerja sama tim, terutama untuk peningkatan motivasi dari setiap anggotanya.Ada beberapa elemen yang diperlukan dalam membangun tim yang efektif (Effective Teamwork).
1. Open Communication
Apa saja yang perlu dilakukan? Bagikan visi Anda ketika menjadi seorang leader, kemudian beri kesempatan member untuk membagikan mimpinya. Tetapkan tujuan dan selaraskan dengan tujuan masing-masing member yang bergabung di tim Anda. Bicaralah secara terbuka dan fokus pada solusi, bukan masalah.2. Clear, Direction, and Goals
Sampaikan problem statement dan akar masalah. Jadikan kedua hal tersebut menjadi bahan diskusi. Apakah tim mempunyai sudut pandang yang berbeda? Atau sudah selaras semuanya? Lalu petakan kemampuan masing-masing dan kelompokkan keterampilan tersebut ke dalam hard skill dan soft skill. Check! Apakah semua peran sudah terpenuhi?Kemudian setelah itu berbagi peran lah. Gunakan role and task form untuk menuliskan apa saja peran yang diperlukan dalam sebuah tim.
3. Task Delegation
Maksudnya di sini adalah jika Anda seorang leader, bahwa mendelegasikan tugas itu penting, karena Anda tidak dapat dan tidak boleh melakukannya sendiri.Mendelegasikan memberdayakan tim Anda, membangun kepercayaan, dan membantu pengembangan profesional. Ini pun membantu Anda (leader) mempelajari cara mengidentifikasi siapa saja yang paling cocok untuk menangani tugas atau proyek.
4. Sense of Accountability
Akuntabilitas adalah tentang kepemilikan dan inisiatif. Ini berarti bahwa ketika seorang mengatakan mereka akan melakukan sesuatu, mereka akan menindaklanjuti dan menyelesaikannya.Hal ini pun tentang komunikasi yang terbuka dan proaktif untuk memberitahu anggota tim tentang status komitmen Anda, karena hal itu berdampak langsung pada kemampuan mereka untuk mencapai komitmen mereka sendiri.
Let’s Review
Pekan kedua di tahapan kedua kali ini saatnya memberikan feedback/umpan balik dengan melakukan review jurnal teman. Kali ini aku mendapatkan partner dari IP Batam yang bernama Hanna Ratri Nadya. Kamis, pukul 05.00 waktu Qatar Mbak Hanna menghubungiku melalui WhatsApp, namun saat itu aku baru bisa membuka dan membaca chat setelah 30 menit berlalu.Sangat ramah memperkenalkan dirinya. Sebelum membuka chat, aku pun sempat membuka spreadsheet untuk mengecek partner pekan ini dan membaca sekilas jurnal partner. Ternyata kami mengangkat fokus masalah di bidang yang sama yaitu tentang Manajemen Emosi, namun kami berada di tim yang berbeda. Setelah ngobrol, akhirnya kami berdua sepakat untuk bertukar jurnal dan hasil review melalui chat di WhatsApp.
Keesokan hari (Hari Jumat) aku baru sempat membaca jurnal Mbak Hanna keseluruhan. Overall, aku suka cara penyampaiannya, santai dan humoris. Sepertinya Mbak Hanna memiliki selera humor yang tinggi. Aku yang sedari awal membacanya sudah dibuatnya terkekeh-kekeh. Kalau nggak percaya, baca jurnalnya di sini ya genks!
Feedback System
Feedback System adalah sistem umpan balik yang dilakukan orang lain untuk kita, begitupun sebaliknya. Maksudnya gimana sih? Jadi, sistem belajar di Kampus Ibu Pembaharu ini setiap selesai mengerjakan jurnal per tahapan, maka mahasiswa juga diharuskan untuk melakukan review dari jurnal temannya. Hal ini dilakukan sampai akhir tahapan dengan pasangan setiap tahapan berbeda-beda.Apa saja yang perlu dilakukan di Feedback System ini? Hal ini pun sama ketika kami melakukannya di tahapan pertama beberapa pekan lalu, yaitu; (1) Menghubungi partner reviewer, (2) Saling tukar jurnal, (3) Lakukan review jurnal partner.
Hasil Review
Apa yang sudah baik?
Penggunaan bahasa dan kalimat dalam penulisan jurnal sangat ringan pun cara penyampaiannya santai dan humoris, seperti sudah kutuliskan sebelumnya. Aku pribadi kagum dengan orang-orang yang mempunyai gaya humor tinggi dalam bertutur kata, baik lisan maupun tulisan. Karena memang enggak mudah, hanya orang-orang yang kreatiflah yang bisa melakukannya.Ternyata Mbak Hanna juga mempunyai kesamaan denganku, jarang update di sosial media. Jadi, ketika ada tantangan untuk membuat campaign di sosial media doi sempat panik dan berpikir panjang. Namun bedanya, Mbak Hanna sudah selangkah lebih maju dariku. Dia sudah melakukan campaign di media sosial. Wah, keren! Dan pada akhirnya dia pun mendapatkan beberapa teman dengan konsentrasi di bidang yang sama untuk dijadikan member timnya.
Apa Yang Perlu Diperbaiki?
Sejauh ini aku pikir belum ada, karena Mbak Hanna termasuk gercep (gerak cepat). Setelah dia melakukan campaign di media sosial (Facebook), menemukan teman dan membentuk tim, selanjutnya adalah segera melakukan koordinasi dengan timnya untuk membuat nama tim beserta pemetaan hard skill dan soft skill membernya. Sehingga role and task di timnya langsung segera tersusun dengan baik.Bersemi (Bersama Cerdas Emosi) adalah nama dari tim yang dibentuk oleh Mbak Hanna dkk, yang beranggotakan tujuh orang wanita. Para membernya pun beragam, tidak hanya dari mahasiswa Kampus Ibu Pembaharu saja, dari komunitas Ibu Profesional maupun dari luar komunitas Ibu Profesional pun juga ada.
Sama halnya di Tim Temani, Tim Bersemi hampir semua peran yang dibutuhkan sudah komplit. Keren lah! Semoga kelak Temani dan Bersemi bisa berkolaborasi.
Terakhir, sukses terus buat tim kita ya Mbak! Semoga Allah mudahkan dan lancarkan semoga usaha kita. Amin.
Keterbukaan dalam sebuah tim penting banget tuh, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan keegoisan masing-masing anggota ataupun leadernya itu sendiri. Setuju banget!
ReplyDelete