aprilhatni.com
aprilhatni.com

Parenting Era Pandemi

parenting yang ideal di era pandemi
Genks!
Seperti yang kita ketahui bersama, pandemi Covid-19 ini telah membuat kehidupan manusia lumpuh di berbagai sektor, mulai dari sektor perekonomian sampai sektor pendidikan.

Sejak kebijakan belajar dari rumah diberlakukan setahun yang lalu (tahun 2020), peran orang tua semakin bertambah. Selain mendampingi anak-anak belajar, orang tua juga dituntut untuk menerapkan parenting (pola asuh) yang baik dalam mendampingi anak dalam waktu selama hampir 24 jam.

Kita sadari, situasi era pandemi ini telah mengubah segalanya. Saat ini, peran orang tua benar-benar menjadi hal utama dalam menciptakan kebahagiaan dan kesuksesan seorang anak. Beragam bentuk parenting (pola asuh) tentu akan berimplikasi terhadap pembentukan karakter anak.

Kebijakan belajar dari rumah, secara positif memberikan banyak waktu antara anak dan orang tua untuk saling interaksi dan lebih mengenal anggota keluarga. 

Secara tidak langsung, kebijakan belajar dan bekerja dari rumah telah mengembalikan fungsi keluarga sebagai pusat segala kegiatan dan tempat utama terjadinya pendidikan bagi anak.

Namun di sisi lain, dalam mendampingi anak belajar online, sebagian orang tua mengalami kesulitan dalam mengarahkan anak untuk belajar, sehingga orang tua cenderung mengalami stres, khususnya seorang ibu rumah tangga yang mendadak harus mendampingi anak-anaknya belajar dengan segala kesibukan lainnya.

Selain itu, seorang anak juga dapat mengalami stres akademik, akibat banyaknya tekanan terkait berbagai tuntutan tugas sekolah. Jika situasi penuh tekanan baik dari orang tua maupun dari anak terus terjadi, maka rentan sekali terjadinya stres pengasuhan.

Pada akhirnya menyebabkan kemerosotan kualitas dan efektivitas perilaku pengasuhan. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan problem emosi dan perilaku pada anak. Nah, parenting seperti apakah yang ‘ideal’ era pandemi seperti sekarang ini?

Parenting/Pola Asuh Anak

Pola asuh anak atau dikenal dengan istilah Parenting adalah suatu proses yang ditujukan untuk meningkatkan serta mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa.

parenting adalah

Hal ini menjadi tanggung jawab orang tua, sebab orang tua merupakan guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal, baik secara akademik maupun kehidupan secara umum.

Macam-macam Pola Asuh Anak

Melalui penelitian yang berjudul Parenting Styles and Parent-Adolescent Relationships: The Mediating Roles of Behavioral Autonomy and Parental Authority dijelaskan bahwa terdapat empat jenis gaya pola asuh:
  1. Authoritarian Parenting
  2. Authoritative Parenting
  3. Permissive Parenting
  4. Uninvolved Parenting

1. Pola Asuh Otoriter (Authoritarian Parenting)

Dalam buku Raising Children In Digital Era, dikatakan bahwa tipe orang tua otoriter biasanya lahir dari pola asuh serupa yang diterimanya ketika kecil.

Pola asuh otoriter adalah orang tua yang memiliki kontrol penuh terhadap anak-anaknya tanpa kompromi. Pola asuh anak jenis ini tidak memberikan ruang diskusi pada anak.

Secara singkat, anak harus patuh, dan kalau melanggar maka enggak jarang konsekuensinya adalah hukuman, bahkan hukuman fisik.

Menurut ahli, efek negatif dari hukuman fisik ini bisa berakibat buruk pada fisik dan mental anak. Bagi mental, bisa membuat anak berperilaku agresif, tak percaya diri, dan pemalu.

Selain itu, pola asuh anak jenis ini mungkin tepat diterapkan pada anak yang memiliki masalah perilaku. Misalnya, berkaitan dengan aturan jam malam. Nah, di luar masalah jam malam, orang tua bisa menerapkan pola asuh yang dinilai baik untuk anak, alias mengombinasikan pola asuh.

Ciri Pola Asuh Otoriter

Ciri pola asuh ini, diantaranya:
  • Kontrol yang ketat terhadap anak tanpa adanya kompromi maupun negosiasi
  • Disiplin dan kaku
  • Cenderung menyandarkan hukuman fisik terhadap pelanggaran
  • Kurang menunjukkan kasih sayang dan kehangatan dalam proses interaksinya
ciri pola asuh otoriter

Dampak Pola Asuh Otoriter

Dampak pola ini akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti:
  • Tidak mempunyai kekuatan memilih
  • Tidak bisa mengambil keputusan sendiri
  • Takut salah
  • Tidak mempunyai kekuatan untuk mengatakan tidak
  • Takut mengemukakan pendapat
  • Kurangnya motivasi internal

2. Pola Asuh Autoritatif (Authoritative Parenting)

Disebut pula dengan pola asuh demokratis. Inilah pola asuh yang paling disarankan ahli untuk diterapkan. Pola asuh ini memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten. Selain itu, pola asuh autoritatif tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak.

Dalam pola asuh demokratis ini orang tua melibatkan anak dalam berbagai aktivitasnya, termasuk dalam pengambilan keputusan. Contohnya, seperti menjelaskan pada Si Kecil mengapa diberikan aturan tertentu.

Sederhananya, orang tua tidak membebaskan dan menerima begitu saja perilaku anak, tapi juga tidak memberikan kontrol yang berlebihan. Menariknya, anak akan diberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggung jawab pada pilihannya.

Ciri Pola Asuh Autoritatif

Adapun ciri dari pola asuh ini, diantaranya:
  • Orang tua mengarahkan anak
  • Memberikan pertimbangan kepada anak dan menjelaskan kebijakan yang akan dilakukan secara rasional
  • Orang tua memberikan kebebasan namun masih di bawah kontrol
  • Pola komunikasi yang baik dan hangat antara orang tua dan anak dan konsisten terhadap tindakan

ciri pola asuh autoritatif

Dampak Pola Asuh Autoritatif

Adapun dampak dari pola asuh ini, diantaranya:
  • Anak memiliki keterampilan sosial yang baik
  • Terampil menyelesaikan permasalahan
  • Mudah bekerjasama dengan orang lain-lain
  • Lebih percaya diri
  • Tampak lebih kreatif

3. Pola Asuh Permisif (Permissive Parenting)

Pola asuh permisif adalah orang tua memberikan kebebasan anak dan tidak memberikan batasan yang tegas pada anak. Pola asuh ini ditandai dengan kasih sayang orang tua yang berlebihan kepada anaknya atau terlalu memanjakan anak.

Sehingga anak cenderung tidak memiliki keteraturan dan kemampuan untuk meregulasi diri. Selain itu, orang tua dengan pola asuh ini biasanya memberikan tuntutan yang minim kontrol pada perilaku anak. Jika anak melakukan kesalahan, orang tua jarang, bahkan tidak pernah memberikan hukuman.

Ciri Pola Asuh Permisif

Adapun ciri pola asuh ini, diantaranya:
  • Tidak ada kontrol orang tua
  • Membolehkan setiap tindakan anak
  • Menerapkan peraturan tidak konsisten
  • Cenderung memanjakan anak

ciri pola asuh permisif

Dampak Pola Asuh Permisif

Adapun dampak dari pola asuh ini akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti:
  • Suka memberontak
  • Prestasinya rendah
  • Suka mendominasi
  • Kurang memiliki kepercayaan diri
  • Kurang bisa mengendalikan diri
  • Tidak jelas arah hidupnya

4. Pola Asuh Uninvolved (Uninvolved Parenting)

Disebut juga dengan pola asuh yang tidak terlibat atau pola asuh yang tidak diperhatikan. Dalam pola asuh seperti ini, orang tua abai dan tidak memenuhi kebutuhan anak-anak mereka, baik fisik maupun psikis. Menurut ahli, pola asuh seperti ini yang paling berbahaya.

Anak-anak mungkin atau sama sekali tidak menerima banyak bimbingan, pengasuhan, dan perhatian orang tua. Orang tua cenderung memiliki sedikit informasi tentang apa yang dilakukan anak-anak mereka.

Mereka mengharapkan anak-anaknya untuk membesarkan diri mereka sendiri. Mereka tidak mencurahkan banyak waktu atau energi untuk memenuhi kebutuhan dasar anak-anak.

Sebagian besar kasus ini terjadi, karena kondisi kesehatan mental orangtua atau penyalahgunaan zat.

ciri pola asuh uninvolved

Dampak Pola Asuh Uninvolved

Dampak pola asuh uninvolved akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti:
  • Cenderung bermasalah dengan harga diri
  • Cenderung bersikap buruk di sekolah
  • Mereka juga sering menjadi pemicu masalah dan kurang bahagia

Dari penjabaran di atas, tentunya kita bisa menentukan tipe parenting mana yang paling cocok untuk diterapkan pada masa pandemi seperti sekarang ini? Ya, jawabannya adalah pola asuh demokratis (Authoritative Parenting). Kenapa?

Pola asuh demokratis memberikan dampak positif bagi anak. Karena selama pengasuhan orang tua cenderung bersikap responsif, bersahabat, dan mampu mengontrol diri.

Pola asuh ini akan membesarkan anak yang memiliki tanggung jawab, mampu mengatur diri sendiri. Selain itu, orang tua yang demokratis cenderung memberikan bimbingan secara rasional dan cukup sabar dalam memberikan konsekuensi tindakan kepada anak.

Semoga kita menjadi orang tua yang terbaik untuk anak-anak kita, menyiapkan calon generasi yang akan datang. Aamin.

Post a Comment