Setelah kemarin belajar bagaimana mengidentifikasi masalah, lalu di pekan ini saatnya belajar tentang Feedback System. Apa sih Feedback System dan apa saja yang harus dilakukan di pekan ini?
Feedback System adalah sistem umpan balik yang dilakukan orang lain untuk kita, begitupun sebaliknya. Maksudnya gimana sih? Jadi, setelah kemarin kita tentukan/identifikasi masalah , maka di pekan ini masing-masing mahasiswa akan memberikan umpan balik kepada partnernya.
Inilah yang membedakan antara Traditional Learning dengan Problem based Learning.
Problem based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang melibatkan kelompok siswa yang bekerja untuk memecahkan masalah di dunia nyata, sedangkan Traditional Learning adalah metode pengajaran langsung seorang guru yang menyajikan fakta dan konsep tentang mata pelajaran tertentu ke kelas siswa.
Melalui Problem based Learning, siswa tidak hanya memperkuat kerja tim, komunikasi, dan keterampilan penelitian mereka, tetapi mereka juga mempertajam pemikiran kritis dan kemampuan pemecahan masalah yang penting untuk pembelajaran sepanjang hayat. Guru bertindak sebagai fasilitator, pembelajaran didorong oleh siswa dengan tujuan untuk memecahkan masalah. Dan Identifikasi Masalah ditetapkan di awal pembelajaran.
Keesokan hari, sekitar pukul 08.00 Waktu Qatar, aku buka aplikasi WhatsApp. Ada chat masuk dari nomor yang tidak kukenal, karena tidak ada di kontak. Dalam hati sudah menduga pasti dia adalah partner untukku di pekan ini, masih ingat yang telah disampaikan Mantika kemarin. Sebelum menjawab chat, aku pun langsung bergegas untuk check pengumuman di FB Grup untuk melihat daftar partner, dan ternyata benar.
Akhirnya, kami pun langsung berkenalan, saling bertukar jurnal, dan membuat janji untuk ngobrol intens di hari berikutnya.
Siapakah dia? Adalah Rani Apriyanti, seorang ibu rumah dengan dua anak (balita) dan berdomisili di Sukabumi. Selain sibuk menjadi ibu rumah tangga dengan duo balita, Mbak Rani juga memegang amanah sebagai Mankeu di Regional Sukabumi. Wah keren!
Sebelumnya Mbak Rani juga pernah bekerja di ranah publik, namun karena tidak tega meninggalkan anak-anak di rumah dan tidak suka dengan rutinitas (jadwal kerja), akhirnya dalam beberapa bulan Mbak Rani memutuskan untuk resign.
Namun setelah resign, muncul masalah. Tidak mempunyai penghasilan sendiri, apalagi ia juga mempunyai hobi berbelanja (baju, jilbab, dan sebagainya). Sehingga ia pun berkeinginan untuk menjadi ibu rumah tangga mandiri secara finansial (mempunyai penghasilan sendiri) agar tidak selalu bergantung dengan suaminya. Selain itu, Mbak Rani ingin membantu keponakannya untuk mandiri (mendapatkan pekerjaan). Wah mulia sekali ya cita-citanya, salut deh.
Identifikasi masalahnya juga sangat spesifik, sehingga ia pun sudah mempunyai rencana yang sistematis dan terukur. Menurutnya, ia akan berbinar bila bekerja sesuai passion. Karena ia suka memasak, maka rencana enam bulan ke depan adalah membuka usaha bidang kuliner, misalnya membuka catering. Dan akan merekrut keponakannya, untuk ditempatkan di bagian pengiriman.
Dari ulasan di atas, aku rasa programnya sudah sangat baik, tinggal action. Semoga lancar usahanya ya Mbak!
Referensi:
Materi Feedback System-Kampus Ibu Pembaharu
https://educationaltechnology.net/problem-based-learning-pbl/
Feedback System adalah sistem umpan balik yang dilakukan orang lain untuk kita, begitupun sebaliknya. Maksudnya gimana sih? Jadi, setelah kemarin kita tentukan/identifikasi masalah , maka di pekan ini masing-masing mahasiswa akan memberikan umpan balik kepada partnernya.
Inilah yang membedakan antara Traditional Learning dengan Problem based Learning.
Problem based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang melibatkan kelompok siswa yang bekerja untuk memecahkan masalah di dunia nyata, sedangkan Traditional Learning adalah metode pengajaran langsung seorang guru yang menyajikan fakta dan konsep tentang mata pelajaran tertentu ke kelas siswa.
Melalui Problem based Learning, siswa tidak hanya memperkuat kerja tim, komunikasi, dan keterampilan penelitian mereka, tetapi mereka juga mempertajam pemikiran kritis dan kemampuan pemecahan masalah yang penting untuk pembelajaran sepanjang hayat. Guru bertindak sebagai fasilitator, pembelajaran didorong oleh siswa dengan tujuan untuk memecahkan masalah. Dan Identifikasi Masalah ditetapkan di awal pembelajaran.
Sedangkan Traditional Learning, sistem pembelajaran mengikuti pola linier yang berurutan, di mana guru menyajikan materi yang relevan, menginformasikan kelas apa yang perlu dilakukan, memberikan rincian dan informasi bagi siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka ke kelas. Dan Identifikasi Masalah ditetapkan di akhir pembelajaran.
Pada hari Rabu kemarin (7 Juli 2021), Mantika telah menyampaikan materi “Feedback System” di Facebook Grup Ibu Pembaharu. Alhamdulillah saat itu semua pekerjaan sudah beres, sehingga bisa menyimak penyampaian materi secara langsung. Karena biasanya bisa menyimak keesokan hari atau lusa.
Di pekan ini, masing-masing mahasiswa akan mendapatkan ‘jodoh/pasangan/partner’. Untuk apa? Untuk saling memberikan feedback/review dari jurnal yang sudah dikerjakan sebelumnya.
Mantika juga menyampaikan bahwa, partner sudah ditentukan oleh Tim AA (Tim Formula) dan akan diumumkan keesokan hari (Kamis, 8 Juli). Wah, jujur aku penasaran. Dalam hati bertanya-tanya, “siapakah partnerku, dari regional manakah, apakah punya problem yang sama untuk dipecahkan, sehingga kita bisa saling berdiskusi?”. Ah, rasanya sudah enggak sabar menunggu pengumuman besok. Yah, mengenal orang baru itu membuatku sangat excited.
Apa yang harus dilakukan di Feedback System?
Di pekan ini, masing-masing mahasiswa akan mendapatkan ‘jodoh/pasangan/partner’. Untuk apa? Untuk saling memberikan feedback/review dari jurnal yang sudah dikerjakan sebelumnya.
Mantika juga menyampaikan bahwa, partner sudah ditentukan oleh Tim AA (Tim Formula) dan akan diumumkan keesokan hari (Kamis, 8 Juli). Wah, jujur aku penasaran. Dalam hati bertanya-tanya, “siapakah partnerku, dari regional manakah, apakah punya problem yang sama untuk dipecahkan, sehingga kita bisa saling berdiskusi?”. Ah, rasanya sudah enggak sabar menunggu pengumuman besok. Yah, mengenal orang baru itu membuatku sangat excited.
Lalu, apa saja yang harus dilakukan pada Feedback System ini?
(1) Menghubungi partner reviewer, (2) Saling tukar jurnal, (3) Lakukan review jurnal partner. Mengenal Partner dan Mereview Jurnal
Akhirnya, kami pun langsung berkenalan, saling bertukar jurnal, dan membuat janji untuk ngobrol intens di hari berikutnya.
Siapakah dia? Adalah Rani Apriyanti, seorang ibu rumah dengan dua anak (balita) dan berdomisili di Sukabumi. Selain sibuk menjadi ibu rumah tangga dengan duo balita, Mbak Rani juga memegang amanah sebagai Mankeu di Regional Sukabumi. Wah keren!
Sebelumnya Mbak Rani juga pernah bekerja di ranah publik, namun karena tidak tega meninggalkan anak-anak di rumah dan tidak suka dengan rutinitas (jadwal kerja), akhirnya dalam beberapa bulan Mbak Rani memutuskan untuk resign.
Namun setelah resign, muncul masalah. Tidak mempunyai penghasilan sendiri, apalagi ia juga mempunyai hobi berbelanja (baju, jilbab, dan sebagainya). Sehingga ia pun berkeinginan untuk menjadi ibu rumah tangga mandiri secara finansial (mempunyai penghasilan sendiri) agar tidak selalu bergantung dengan suaminya. Selain itu, Mbak Rani ingin membantu keponakannya untuk mandiri (mendapatkan pekerjaan). Wah mulia sekali ya cita-citanya, salut deh.
Identifikasi masalahnya juga sangat spesifik, sehingga ia pun sudah mempunyai rencana yang sistematis dan terukur. Menurutnya, ia akan berbinar bila bekerja sesuai passion. Karena ia suka memasak, maka rencana enam bulan ke depan adalah membuka usaha bidang kuliner, misalnya membuka catering. Dan akan merekrut keponakannya, untuk ditempatkan di bagian pengiriman.
Dari ulasan di atas, aku rasa programnya sudah sangat baik, tinggal action. Semoga lancar usahanya ya Mbak!
Referensi:
Materi Feedback System-Kampus Ibu Pembaharu
https://educationaltechnology.net/problem-based-learning-pbl/
Post a Comment