Tahu nggak sih, dulu kegiatan tulis menulis merupakan kegiatan yang nggak kusuka. Lho, kok sekarang jadi ngeblog? Nah, itulah yang mau kuceritakan di sini. Namun sebelumnya aku ingin menjawab pertanyaan mengapa nggak suka menulis?
Dulu, aku sering merasa kesulitan untuk menuangkan kata-kata dalam sebuah tulisan, apalagi tulisan yang panjang. Meskipun dulunya seorang guru Bahasa Indonesia, tapi ya gitu, malu sih sebenarnya.
Lah kok bisa seorang guru bahasa, tapi nggak suka menulis. Gimana kasih contoh buat muridnya, Bu? hehe... Begini jawabannya. Yang namanya minat itu nggak bisa dipaksakan, setuju? Waktu itu pun bakat masih terlihat samar-samar, alias abu-abu.
Lantas, kapan sih mulai mencintai kegemaran menulis? Baik, sekarang aku akan mencoba menuliskan kembali ilmu yang pernah ku pelajari selama di bangku perkuliahan. OK!
Menulis itu erat kaitannya dengan kegiatan membaca. Semakin banyak aktivitas membaca seseorang, maka akan memudahkan orang tersebut untuk menciptakan sebuah tulisan.
Di dalam komunikasi berbahasa, ada empat keterampilan yang saling terkait, yakni; menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Melalui kegiatan membaca dan menyimak, kita berlatih menangkap informasi, sedangkan melalui kegiatan berbicara dan menulis, kita berlatih berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana mungkin, bisa membuat tulisan jika aktivitas membaca saja kurang?
Lalu apa yang mesti dilakukan seorang penulis pemula? Jawabannya tentu saja dengan memperbanyak jam terbang membaca, membaca berbagai informasi, peristiwa, bisa dari buku maupun artikel-artikel yang tersebar di internet.
Membuat sebuah tulisan itu bisa dikatakan gampang-gampang susah, gampang bagi yang sudah terbiasa, susah bagi yang baru memulai. Aku pun pernah mengalami fase ini seperti yang sudah ku jelaskan di atas.
Seorang penulis, pasti mempunyai harapan dengan apa yang ditulisnya. Begitu pun ngeblog (menulis di blog), pasti ada harapan mulia yang ingin tercapai. Apa itu harapannya? Sebelumnya kita ulik terlebih dahulu manfaat dari menulis.
Apa sih Asyiknya Menulis?
Seperti yang sudah ku tuliskan pada postingan sebelumnya, kegiatan menulis yang aku lakukan dimulai semenjak masuk Matrikulasi, Ibu Profesional. Dimana di kelas tersebut semua mahasiswa ada tugas setiap hari dan wajib mengumpulkan jurnal belajar setiap pekan, namanya Nice Homework.
Sejak saat itulah, aku mulai meningkatkan aktivitas membaca sebagai bahan referensi dalam penulisan jurnal mingguan. Ku akui, setelah menikah dan mempunyai anak memang sudah jarang membaca ditambah kesibukan aktivitas domestik yang menghabiskan banyak waktu. Dimana tidak menjadikan membaca suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.
Kemudian lanjut masuk kelas Bunda Sayang, aku melatih keterampilan menulis secara perlahan dan dengan konsisten mengumpulkan jurnal harian hingga 10-15 hari setiap bulannya.
Alhamdulillah aku bisa menjaga konsistensi ini, terbukti hingga perkuliahan berakhir aku tidak pernah merapel atau melewatkan satu sesi di tantangan 10 hari tersebut. Meskipun jurnal yang ku buat tidak terlalu panjang, tidak mengapa karena aku anggap itu merupakan awal yang harus dilewati oleh penulis pemula untuk menumbuhkan kecintaan terhadap kegiatan menulis tersebut.
Di tengah-tengah perkuliahan Bunda Sayang, aku mengikuti kulwap (kuliah whatsapp) menulis. Terlebih materi kulwap tersebut menguatkan dan meyakinkanku untuk mengasah keterampilan menulis lebih dalam.
Di materi kulwhap tersebut, aku baru mengetahui kalau aktifitas menulis berkaitan dengan emosi jiwa. Sesungguhnya aktifitas menulis itu adalah cara yang sangat baik untuk melepaskan emosi ketika menghadapi sesuatu. Dengan menulis, kita bisa paham perasaan dan isi pikiran kita.
Dan dengan menulis, otomatis kita menerapi (melakukan terapi) secara mandiri psikologis kita dengan mengeluarkan emosi-emosi yang tersembunyi. Itulah alasanku terkuat untuk berusaha mencintai kegiatan menulis ini.
Masuk Rumbel Menulis di IP Asia
Pada pertengahan 2018 (kalau nggak salah), di Ibu Profesional Asia (IP Asia) launching Rumah Belajar (Rumbel) Menulis yang pertama kali. Tanpa banyak berpikir, aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan mendaftarkan diri di Rumbel tersebut.
Ini pun sebenarnya juga tanpa alasan, harapannya agar bisa mengasah lagi kemampuan menulis dan lebih termotivasi karena bergabung dengan teman-teman yang sama kepentingan.
Di Rumbel tersebut kurang lebih ada 30 member. Yang jelas motivasi mereka pun beda-beda, ada yang memang passion nya di bidang kepenulisan, ada yang sedang ingin belajar menulis, ada yang sekadar ingin ikut-ikutan, pun ada pula yang sudah profesional. Lantas bagaimana dengan diriku sendiri, apa motivasinya?
Saat itu bisa dikatakan masih di tahapan ingin belajar menulis dan cuma sekadar ikut-ikutan. Yah memang itu benar adanya, oleh karenanya aku hanya mampu melewatkan dua kali saat sesi menulis bareng.
Sedih sekali memang, kegiatan mereview buku, blogwalking, dan yang terakhir proyek antologi pun ku lewatkan. Bukan hanya aku saja sih, ada beberapa orang hingga Rumbel dibubarkan, mereka sama sekali tidak pernah mengikuti satu sesi pun.
Hingga akhirnya aku pun bertanya pada diri ini "ada apakah ini, tidak nyaman kah dengan kegiatan ini? Sehingga banyak sekali sesi yang dilewatkan begitu saja." Aku pun mendapat jawabannya, ternyata aku memang tidak menikmati setiap kegiatan yang ada di Rumbel tersebut. Menulis tidak bisa dipaksakan, menulis butuh waktu, konsentrasi dan fokus. Saat pikiran kacau, badan lelah, jelas tidak bisa menciptakan sebuah tulisan yang ‘enak’ dibaca.
Jika diibaratkan dua orang yang sedang berbincang, tulisan adalah ucapan atau perkataan dari seseorang yang bercerita (penulis), dan pembaca adalah orang yang diajak berbincang. Apa asyiknya berbincang dengan orang karena terpaksa, menekuk wajah, dan sesekali mengeluh? Dapat dipastikan jawabannya adalah tidak asyik!
Menulis dengan hati, karena sangat penting ketika menulis hati kita hadir, tidak terpaksa, maka dipastikan tulisan tersebut seolah ada ruhnya. Menulis dengan bersikap seperti kita berbicara kepada seseorang. Dengan memerhatikan siapa yang kita akan ajak bicara. Itu akan membawa gaya tulisan kita.
Duh, sejak tadi pembahasannya menulis sih kok bukan ngeblog. Lah ya sama saja kan, ngeblog atau blogging itu juga aktivitas menulis, namun menulisnya di blog, begitu kan? Lalu, apa itu blogging?
Apa itu Blogging?
Blogging adalah kegiatan menulis dan membagikan konten secara online di sebuah platform seperti blog pribadi atau situs web.
Blogging dapat menjadi wadah untuk menuangkan ide, pengetahuan, pengalaman, dan informasi kepada pembaca. Dengan blogging, seseorang dapat berbagi cerita, pandangan, atau bahkan menulis tutorial yang bermanfaat bagi orang lain.
Selain itu, blogging juga dapat menjadi sarana untuk membangun komunitas online, berinteraksi dengan pembaca, dan bahkan menghasilkan pendapatan melalui iklan atau kerja sama dengan brand. Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, blogging menjadi salah satu cara yang populer untuk berekspresi dan berbagi informasi di era digital ini.
Mentorship program Bunda Cekatan
Akhir tahun 2019, aku lanjutkan menuntut ilmu di Ibu Profesional tahapan Bunda Cekatan. Di Bunda Cekatan, kami para mahasiswa mendapatkan tugas membuat mind map tentang belajar kita, apa saja tujuan belajar selama di kelas ini.
Karena menulis salah satu kegiatan yang harus dipelajari, maka aku tuliskan di Mind Map tersebut. Aku berusaha untuk mencintai kegiatan ini agar mendapatkan manfaat dari seperti yang sudah ku jelaskan sebelumnya.
Melatih terus menerus keterampilan menulis dengan mengumpulkan jurnal tiap pekannya, seperti di kelas-kelas sebelumnya (Matrikulasi dan Bunda Sayang) tanpa melewatkannya. Hingga sampailah pada tahapan kupu-kupu, yang mana di tahapan ini ada Program Mentorship.
Di program mentorship ini semua mahasiswa bisa mendaftarkan dirinya sebagai mentor jika mempunyai kemampuan/menguasai ilmu tertentu untuk dibagikan kepada teman-temannya.
Lalu ku buka kolom cari Mentor dan ketik keyword "blogging", kemudian muncullah beberapa nama di situ dan akhirnya pilihan jatuh kepada satu nama, yaitu Marita Ningtyas. Tanpa pikir panjang, pun tanpa cek profil terlebih dahulu langsung kukirim pesan padanya, untuk dijadikan mentee beliau. Alhamdulillah diterima, meski responnya agak lama, karena hati ini sudah deg-degan menunggu jawaban.
Selama perjalanan mentorship kali ini, aku sudah mendapatkan banyak sekali ilmu blogging, mulai setting template melalui Html, menata tampilan blog, optimasi SEO pada gambar hingga menata tulisan di blog itu sendiri. Alhamdulilah aku menikmatinya dari waktu ke waktu.
Apalagi melihat tampilan blog sudah menarik, membuatku semakin bersemangat dalam menulis di blog. Sungguh ini sangat menyenangkan, apalagi mendapatkan dua pelajaran yang sangat berharga bahwa saat menuliskan di blog jangan copy paste semua dari Google Document (termasuk gambar) karena ada elemen-elemen yang ada di dokumen tersebut akan terbawa di blog. Sehingga gambar pun tidak responsif/ mobile friendly.
Apa itu responsif, hayoloh? Responsif itu adalah bisa diakses melalui mobile phone dan posiainya tidak berantakan.
Tampilan blog sudah mulai menarik, penerapan SEO tipis-tipis pun sudah dilakukan. Ngeblog pun jadi semangat. Lantas apa sih harapanku dari blogging ini?
Harapan dari Blogging
Dalam melakukan sesuatu pastilah ada harapan atau mimpi yang dicita-citakan. Tak terkecuali dalam kegiatan blogging. Harapanku dari Blogging ini adalah:
1. Menjadikan Blogging Suatu Kebutuhan
Seperti yang kita ketahui selama ini, banyak sekali manfaat dari menulis (baca: ngeblog) selain yang tersebut di atas, di antaranya;
- dengan menulis (ngeblog) dapat mengenali kemampuan dan potensi diri
- dengan menulis (ngeblog), kita dapat mengembangkan gagasan
- ‘memaksa’ kita menyerap, mencari, dan menguasai informasi
- dapat mengorganisasi gagasan sistematis serta mengungkapkan secara tersurat
- dapat mendorong kita belajar secara aktif, dan
- dapat membiasakan berpikir dan berbahasa secara tepat.
Dengan menjadikannya kegiatan tersebut menjadi suatu kebutuhan, insyaAllah kita akan banyak mendapatkan beberapa manfaat tersebut di atas.
2. Menjadi Blogger (penulis) Profesional?
Tak ada yang tak mungkin jika Allah menghendaki pun meridhoi, meskipun saat ini aku ibarat bayi yang masih belajar merangkak. Menjadi penulis profesional dan bermanfaat bagi banyak orang adalah harapan masa depan, entah kapan, selama kita mau bersungguh-sungguh, berusaha untuk konsisten dan berdoa, insyaAllah Allah akan membukakan jalan yang mudah. Setuju?
man jadda wa jadda (barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil)
Nah, itulah dua harapanku dari kegiatan blogging ini. Semoga menjadikan inspirasi buat teman-teman pembaca semuanya.
Thank you and have a nice day!