Nah, untuk hari ini Prista mendapati foto saat ia sedang berada di depan tempat memasak tempo dulu (yang kebanyakan digunakan oleh orang-orang zaman dulu untuk memasak). Kebetulan di rumah mertua masih mempertahankan dapur tradisionalnya, jadi masih original. Namun sekarang hanya dipakai untuk merebus air, setelah adanya Kompor Gas.
Prista penasaran dengan namanya dan alasannya orang dahulu menggunakan alat tersebut. Ya, adalah pawon yang dia maksudkan. Kemudian aku bercerita tentang pawon ini kepadanya. Berikut ceritanya:
Pawon adalah sebutan dapur bagi orang Jawa, bisa dibilang Dapur Tradisional. Pawon ini sebuah tempat untuk memasak yang mana bentuknya menyerupai tungku yang terbuat dari batu-bata yang dilekatkan dengan tanah liat, bahan bakarnya dari kayu yang sudah kering.
Karena zaman dulu belum ada listrik, makanya semua kegiatan memasak dilakukan di pawon. Nah, biasanya pawon ini terletak di bagian rumah paling belakang, dekat dengan kamar mandi seperti di rumahnya Mbok Wo itu.
Dulu sewaktu Mama masih kecil, suka sekali main ke rumah Mbah Yut untuk main masak-masakan di pawon. Kata Mbah Yut, kalau di depan pawon, nggak boleh bernyanyi atau bersiul, jika bernyanyi atau bersiul di pawon akan berakibat tidak baik karena konon katanya ada “penunggunya”. Meski hanya sekedar mitos, namun waktu itu Mama nurut aja sih.
Respon Setelah Cerita Berakhir
Pertanyaan yang muncul
- Apa itu tungku?
- Apa itu tanah liat?
- Apa itu batu-bata?
Karena selama di Qatar, ia belum pernah melihat tiga hal yang disebutkan di atas.
Post a Comment