Bismillahirrahmanirrahim
Sewaktu Sarapan tadi, seperti biasanya setiap makan selalu ditemani Kerupuk. Kerupuk kali ini memang nggak seperti biasanya. Adalah Kerupuk Udang yang terkenal dari Sidoarjo, Jawa Timur. Ternyata anak-anak suka dengan rasanya, awalnya satu Toples besar penuh kini tinggal separuhnya. Kerupuk jenis ini memang langka sih di Qatar, selain di Toko Indonesia terkadang tersedia juga di Carrefour meskipun begitu sangat jarang sekali.
Di saat makan, Kakak nyeletuk "Enak nih Ma, rasanya kayak ada fish nya".
"Iya kah? Bukan Ikan Kak, rasa Udang itu...Prawn" terangku sambil mencuci Piring di Dapur.
Sedangkan Si Adek tanpa berkomentar, sejak tadi khusyuk menikmati Kerupuk tersebut, hehe...
Selepas cuci Piring, aku bergabung dengan mereka untuk menikmati Kerupuk itu.
"Ah iya Kak, rasanya mirip yang dikasih Tante Mila kemarin itu. Iya, betul katamu kayak ada rasa Ikannya" tuturku membenarkannya.
Minggu lalu memang kami dapat oleh-oleh dari Mila, kebetulan orang tuanya datang ke Qatar. Ternyata jika dirasa-rasakan, ada kemiripan, bedanya saat proses penggorengan. Kerupuk Palembang dari Mila digoreng dengan Pasir, sedangkan yang ini dengan minyak goreng.
"Eh, iya ngomongin Palembang Mama jadi kepingin Pempek nih.
Dah lama nggak bikin Pempek ya?" Tanyaku kepada Prista.
"Iya Ma. Kapan mau bikin Ma?"
"Ntar ya, kalau Mama nggak capek" jawabku.
"Kakak tau nggak sih kenapa namanya Pempek? Mama juga nggak tau sih. Mau tau nggak?"
Prista hanya mengangguk.
"Coba yuk nanti kita search di Internet" ajakku.
Setelah selesai makan, aku browsing di Internet mengenai asal muasal Pempek dan dapat dari sini. Lalu aku bacakan untuk Prista.
Begini ceritanya:
Pempek adalah jajanan asal Palembang, Sumatera Selatan (South Sumatra).
Pempek berasal dari sebutan 'Apek', sebutan untuk lelaki tua keturunan China. Sekitar tahun 1.600, seorang Apek yang tinggal di tepian Sungai Musi merasa prihatin menyaksikan tangkapan Ikan yang berlimpah, namun hanya sebatas digoreng dan dipindang. Lalu, ia mencoba alternatif pengolahan lain dengan mencampur daging Ikan giling dengan Tapioka sehingga menjadi makanan baru.
Makanan itu ia jual berkeliling menggunakan sepeda. Karena pembelinya sering mengejarnya dengan terburu-buru, maka dengan spontan para pelanggannya sering memanggilnya dengan sebutan 'Pek, Sipek, Apek', dan sering diucapkan berulang kali 'pek pek' dan akhirnya dikenal sebagai Pempek Palembang atau Empek-empek Palembang.
=========================================================================
Tujuan:
Agar anak mengenal asal usul nama makanan kesukaannya sekaligus daerahnya. Dan kebetulan kami (saya dan anak-anak) suka sekali dengan penganan ini.
#GrabYourImagination
#KuliahBunSayIIP
#Level10
#MembangunKarakterAnakMelaluiDongeng
#Tantangan10hari
Post a Comment