"Hua...huaaaa..." Terdengar suara adik menangis, saatku sedang melipat mukena. “Ada apa ya…” pikirku waktu itu.
Kemudian aku segera menuju ke bawah untuk memastikan semua baik-baik saja, sebab semakin lama tangisannya semakin kencang.
Aku hampiri dia, membiarkan tangisannya mereda sambil aku tatap mukanya kemudian aku peluk dia. Eh, dia senyum-senyum haha…
Alhamdulillah, sejak dulu memang untuk menangani adik lebih gampang daripada kakaknya. Setelah semuanya membaik, aku tanya mereka satu per satu untuk mengetahui pokok permasalahannya.
“Adik, kok nangis... kenapa?”
“Itu kakak, tadi aku diginiin (sambil menepuk pantatnya)”
“Oh…gitu. Tadi bercanda aja kan? Mama dengar dari atas adik sama kakak awalnya ketawa-tawa bukan, terus adik tiba-tiba nangis. Iya kan?”
“He em, tapi kakak giniin aku” (sambil mengulang informasi sebelumnya)
------------------------Kemudian aku coba panggil kakaknya------------------------
“Kak, sini duduk sini!” (Aku kondisikan posisi duduk di antara mereka)
“Boleh ceritain kenapa tadi adik nangis?”
“Enggak, tadi itu cuma bercanda-canda tepok-tepokkan bokong, Ma. Tadi, adik juga tepok bokongku kok” jawabnya
“Oh, gitu…”
Lah waktu kakaknya berusaha ngasih penjelasan padaku, eh dia ngintip-ngintip di sebelah sambil senyum-senyum gitu. Hahaha…
Ah memang anak-anak, polah tingkahnya terkadang bikin kaget juga.
“Yasudah. Sekarang baikkan lagi ya!” pintaku pada mereka
Alhamdulillah, semuanya membaik dan akhirnya mereka main bareng-bareng lagi.
Pada kondisi seperti ini, saya mencoba untuk tidak menginterogasi si kakak, pun tidak menyalahkannya supaya dia tidak ketakutan dan pastinya akan menjawab dengan jujur apa yang terjadi sebenarnya.
Pada kejadian seperti ini tidak ada salah satu pihak yang dibela maupun disalahkan. Harapannya, jika kejadian yang sama terulang mereka merasa ini adalah hal yang biasa saja, tidak perlu dibesar-besarkan.
#hari8 #gamelevel1 #tantangan10 hari #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang #institutibuprofesional
){kind=link}